Langsung ke konten utama

Dialog Interaktif




Laporan Kerja Siswa Dialog Iteraktif



Nama                    : Nimas Azlia Santoso

Acara Tv / Radio   : Apa Kabar Indonesia ( Tvone)

Judul                           : Calon Tunggal Pilkada Gagal

Tanggal,Waktu      :  7 Agustus 2015 , jam 18.00 -19.10

Pewawancara           : Dwi Anggia

Narasumber             : 1. Prof . Tjipta Lasmana


                                   2. I Gusti Putu Budiharta

                                   3. Ida Budianti


                                   4. Rambey Kamarul Zaman

Pertanyaan Host / pewawancara :

  1.      Menurut Bapak Putu pilkada gagal terjadi atau jangan pernah terjadi ?

  2.      Kenapa politik bomerang ?

  3.      Apakah sebenarnya rekor paling banyak calon tunggal ini ?

  4.      Jumlah calon tunggal berapa sekarang ?

  5.      Kenapa alasannya banyak calon tunggal yang muncul dalam pilkada yang saat ini dibilang rekor,   artinya bagaimana  ?

  6.      Kalau menurut sudut pandang Prof. Tjipta apakah ini mengejutkan ?

  7.      Kalau menurut sudut pandang KPU Ibu Ida bagaimana ? apa yang saat ini menghambat ?

  8.      Sudah berapa kali perpanjangan ini dilakukan agar rakyat juga tau ?

  9.      Menurut ibu ini krusil atau titak ?

  10.  Kenapa sampai banyak calon tunggal ?

  11.  Bukan karena persyarata semakin berat ?

  12.  Kalau nanti setelan di undur tetap calon tunggal bagai mana ?

  13.  Bagai mana tanggung jawab partainya ?


Jawaban Narasumber :

  1.      Saya kira itu tidak akan sampai gagal, tapi saya ingin mengatakannya sebagai “ Politik Bumerang ”.

  2.      Yaitu jika diempar kena sendiri, artinya kontruksi regulasi pada UUD yang dibuat oleh DPR RI ini sebenarnya kurang berkualitas banyak persoalan disitu. Karena dalam penyusuna UUD dari sejak saya disitu komisi KPU itu tidak pernah diibatkan secara aktif.

  3.      Secara pilkada iya , hitungan secara matematik sangatlah sederhana.

  4.      Ada 7 menurut catatan saya di lapangan 2010 – 2012.

  5.      Sebetulnya yang membuat terjadinya calon tunggal  seperti sekarang , saya sebut politik bumerang karena Parpol dan DPR melempar lalu ken sendiri.

  6.      Iya , karena prinsip demokrasi kita masih kurang bagus. Berjalan seperti yang tertulis dan berlaku di banyak negara, demokrasi yang sehat tidak begitu.

  7.      KPU sebenarnya tidak berhak untuk menjadi pengamat, kami hanya sebagai pelaksana UUD sebagai penyelenggara, tugas dan kewajiban kami adalah memastikan bahwa seluruh kepentingan pemilu mempunyai informasi yang memadai tentang bagaimana cara main penyelenggaraan pilkada.

  8.      Tiga kali.

  9.      Dua kali.

  10.  Iya tentu saja.

  11.  Kami kembali pada ketentuan UUD yaitu sebagai pelaksana UUD sebagai penyelenggara, tugas dan kewajiban kami .

  12.  Calon tunggal harus dalam pemilihan langsung calon tunggal
  13.  Bukan, karena persyaratan diambil 20 %

  14.  Ini persoalan lain

Percakapan :

Pewawancara  : “Menurut Bapak Putu pilkada gagal terjadi atau jangan pernah terjadi ?”

Narasumber 2 : “ Saya kira itu tidak akan sampai gagal, tapi saya ingin mengatakannya sebagai “ Politik Bumerang “. “

Pewawancara  : “Kenapa politik bomerang ?”.

Narasumber 2 : “Yaitu jika diempar kena sendiri, artinya kontruksi regulasi pada UUD yang dibuat oleh DPR RI ini sebenarnya kurang berkualitas banyak persoalan disitu. Karena dalam penyusuna UUD dari sejak saya disitu komisi KPU itu tidak pernah diibatkan secara aktif. “

Pewawancara  : “Apakah sebenarnya rekor paling banyak calon tunggal ini ?” .

Narasumber 2 : “Secara pilkada iya , hitungan secara matematik sangatlah sederhana.”

Narasumber 1 : “Jumlah calon tunggal berapa sekarang ?” .

Narasumber 2 : “Ada 7 menurut catatan saya di lapangan 2010 – 2012.”

Pewawancara  : “Kenapa alasannya banyak calon tunggal yang muncul dalam pilkada yang saat ini dibilang rekor, artinya bagaimana  ? “ .

Narasumber 2 : “Sebetulnya yang membuat terjadinya calon tunggal  seperti sekarang , saya sebut politik bumerang karena Parpol dan DPR melempar lalu ken sendiri. “

Pewawancara  : “Kalau menurut sudut pandang Prof. Tjipta apakah ini mengejutkan ?”.

Narasumber 1 : “Iya , karena prinsip demokrasi kita masih kurang bagus. Berjalan seperti yang tertulis dan berlaku di banyak negara, demokrasi yang sehat tidak begitu.”

Pewawancara  : “Kalau menurut sudut pandang KPU Ibu Ida bagaimana ? apa yang saat ini menghambat ? “ .

Narasumber 3 : “KPU sebenarnya tidak berhak untuk menjadi pengamat, kami hanya sebagai pelaksana UUD sebagai penyelenggara, tugas dan kewajiban kami adalah memastikan bahwa seluruh kepentingan pemilu mempunyai informasi yang memadai tentang bagaimana cara main penyelenggaraan pilkada. “

Pewawancara : “Sudah berapa kali perpanjangan ini dilakukan agar rakyat juga tau ? “ .

Narasumber 2 : “ tiga kali. “

Narasumber 3 : “ dua kali “

Pewawancara : “Menurut ibu ini krusil atau titak ?”.

Narasumber 3 : “Iya tentu saja.”

Pewawancara : “Kenapa sampai banyak calon tunggal ?”.

Narasumber 3 : “Kami kembali pada ketentuan UUD yaitu sebagai pelaksana UUD sebagai penyelenggara, tugas dan kewajiban kami .”

Pewawancara : “Bukan karena persyarata semakin berat ? “.

Narasumber 4 : “Calon tunggal harus dalam pemilihan langsung calon tunggal “

Pewawancara : “Kalau nanti setelan diundur tetap calon tunggal bagai mana ? “.

Narasumber 4 : “Bukan, karena persyaratan diambil 20 % “

Pewawancara : “Bagai mana tanggung jawab partainya ?”.

Narasumber 4 : “Ini persoalan lain. “


Kesimpulan :

kontruksi regulasi pada UUD yang dibuat oleh DPR RI ini sebenarnya kurang berkualitas banyak persoalan disitu. Karena dalam penyusuna UUD dari sejak dulu komisi KPU itu tidak pernah dilibatkan secara aktif dan Sebetulnya yang membuat terjadinya calon tunggal  seperti sekarang , adalah politik bumerang tersebur karena Parpol dan DPR melempar lalu terkena sendiri. Dan juga banyaknya calon tunggal bukan karena persyaratan yang berat, sebab persyaratan hanya diambil 20%.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah MC Perpisahan Kelas IX

Assalamu'alaikum wr wb.        Yth. Ibu kepala SMPN 1 yosowilangun ·          Yang kami hormati bapak/ibu dewan guru dan wali siswa kelas 9 ·          Yang kami hormati bapak komite dan para undangan ·          Tak lupa juga teman teman Osis SMPN 01 YOSOWILANGUN selaku panitia pelepasan kelas 9 tahun pelajaran 2014/2015 ·          Dan kakak-kakak kelas IX yang berbahagia.             Puji syukur kehadirat Allah SWT sang pencipta, yang hingga detik ini selalu melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita, sehingga detik ini kita dapat hadir di acara wisuda dan pelepasan siswa siswi kelas IX dengan keadaan sehat wal'afiat. sholawat serta salam , semoga, selalu tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW, Semoga kita semua mendapa...

Fell From a Mango Tree

On the day last week I played at Agis’s house, at that time we will make a salad of mango, to took the mango, I climb a mango tree that is in front of Agis’s house. The tree was not so high, but very slippery. Initially I did not dare to climb the tree, but for the sake of Agis, I ventured to climb. actually I know that I can not climb higher because it is very slippery tree. But I want to show that I was great to Agis. Then I Climb the tree. Arriving at the top I look for the fruit which to take. I saw Agis reminded me of down there, "Still be careful!" Agis said. "Bring me fruit that!" She requested. Then, I tried to reach the fruit. However, when I was about to pick it up, my feet slipped. I also fell from the tree. My body fell to the ground. I was in pain, but I mask the in pain was in front of her Agis was shocked and rushed approached me, she asked my situation, and helped wake me up and treat slight wound in my shoulder. Immediately, I felt a...

Membuat Tempat Densil Dari Kardus Bekas

Bahan utama: 1. Kardus bekas Bahan hiasan: 1. Tali Kur 2. Kobot yang sudah diwarnai Alat : 1. Gunting 2. Lem lilin 3. Lilin 4. Pensi 5. Penggaris Cara membuat: 1. Bersihkan kardus bekas yang telah disiapkan. 2. Gambarlah persegi panjang pada kardus menggunakan penggaris dan pensil dengan ukuran sesuai selerah. 3. Guntinglah kardus tersebut sesuai dengan garis yang telah ditentukan. 4. Lengkukkan kardus hingga berbentuk tabung(silinder) 5. Beri lem pada bagian tepi yang dihubungkan agar lengket 6. Buatlah potongan bulat sebagai alas 7. Beri hiasan dengan tali kur pada kardus silinder, lengketkan dengan lem 8. Gungting kobot dengan bentuk sesuai selerah , lalu tempel pada bagian atas kardus silinder 9. Hias juga alas dengan potongan kobot, lalu tempelkan alas pada tabung silinder yang sudah jadi. 10. Hias kerajinan ini sesuai dengan kreativitas dan selerah anda. Biaya : Rp. 1.000,00 :lilin ...